- Terbesit di pikiran kita, kenapa harus surveyor tambang, surveyor tambang, dan surveyor tambang. Ya itulah pekerjaan pertama seorang geodet ketika memasuki dunia tambang, kenapa ga kerjaan lain aja yang lebih enak, katakanlah survey data processing atau mine planning. Ketika seorang sarjana masuk ke dunia tambang, biasanya seorang geodet akan dihadapkan oleh topografi yang setiap hari, bahkan setiap jam pasti berubah karena adanya progress tambang. Yang jadi pertanyaan bisakah kita terus menyajikan sebuah peta topografi yang actual setiap jam, hanya dengan bermodal total stasion dan software pendukung. Akan lebih parah ketika kita langsung dihadapkan dengan persoalan pembebasan lahan sementara data perubahan topografi belum selesai disajikan. Memang sebaiknya, seorang geodet harus rela untuk dipaksa berpanas-panasan selama setahun untuk mengumpulkan data topografi selama setengah hari, dah tengah harinya data sudah diproses untuk selanjutnya dilakukan perhitungan sisa cadangan kalo topo yang diambil tersebut sudah aktif ditambang (pengalaman sendiri ketika di tenggarong).
- Kebutuhan di dunia tambang akan sarjana geodesi sangatlah besar, ketika suatu perusahaan besar memerlukan data actual yang teliti dan cepat, maka sarjana teknik geodesi bener-bener sangat diperlukan, tapi ketika mereka butuh data yang cepat tanpa memperhatikan ketelitian, cukuplah anak D2 Pertambangan, atau malah cuma seorang lulusan SMK yang mengerti akan pengukuran. Di tempat aku bekerja sekarang, surveyornya rata2 hanya lulusan d2 pertambangan, jadi ketika ada masalah biasanya mereka minta di koreksi, karena selama kuliah, mungkin mereka tidak diajarkan tentang kesalahan penutup sudut, koreksi polygon, kesalahan nivo, atau koreksi BM.
- Pula, rata-rata surveyor yang sudah punya pengalaman di lapangan, biasanya diarahkan untuk sebagai survey data processing untuk pengolahan selanjutkan ke perhitungan volume, perhitungan cadangan, desain jalan, dan malah banyak pula yang merangkap ke mine plan, untuk menghitung kapasitas alat untuk menghitung target bulanan atau ke design tambang untuk merencanakan bentuk tambang, kemana arah jalan, berapa jumlah bench yang di perlukan, sudut kemiringan design tambang agar tidak terjadi longsoran, berapa kapasitas tanah penutup (overburden & interburden). Itulah tantangan kita selanjutnya, karena sekarang, katakanlah di daerah kalsel atau kaltim, banyak pula surveyor tambang atau malah survey data processing malah bukan lulusan geodesi, tapi lulusan kehutanan.
- Walaupun survey tambang adalah kegiatan survey geodesi rendah dan cukup sederhana, namun seyogyanya dilakukan dengan kaidah survey dan pemetaan yang benar, terlepas dari asumsi bahwa kegiatan survey di tambang adalah bersifat Support dan service. Karena kesalahan dalam membuat polygon pada tahan explorasi & ekploitasi, pada saat pemasangan patok di lapangan (stake out), akan membuat SR (Striping ratio; angka perbandingan produksi batubara & overburden) akan membengkakâ, Itulah tantangan kita selanjutanya, menyajikan data topografi yang cepat, lengkap & telitiân.
Ref : SURVEY PERTAMBANGAN/ DOMINGOS DA SILVA NT/13935 TGL : 26/02/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar